Target PAD Rp 3,8 Miliar dari Tempat Pelelangan Ikan di Batang Gagal Total, Masuk Triwulan II Baru Tercapai Rp1,1 Miliar

    Target PAD Rp 3,8 Miliar dari Tempat Pelelangan Ikan di Batang Gagal Total, Masuk Triwulan II Baru Tercapai Rp1,1 Miliar

    BATANG, - Tidak hanya retribusi parkir yang mengalami penurunan dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Batang, tetapi juga pendapatan dari sektor lelang ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) menghadapi situasi yang sama. 

    Target retribusi sektor lelang ikan di TPI tahun ini sebesar Rp 3, 8 miliar, namun hingga triwulan kedua, belum mencapai progres yang diharapkan.

    Menurut Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang, Windu Suradji, melalui Kabid Usaha dan Pengelolaan TPI, Hermanto, capaian retribusi di triwulan kedua tahun ini baru mencapai Rp 1, 1 miliar dari proyeksi yang seharusnya mencapai Rp 1, 8 miliar. 

    Hermanto menjelaskan bahwa penurunan pendapatan ini dipicu oleh berbagai faktor yang dihadapi para nelayan setempat, salah satunya adalah harga ikan yang mengalami penurunan signifikan.

    "Penurunan harga ikan itu bisa mencapai 30 hingga 50 persen, " tambah Hermanto. 

    Sebagian besar kapal nelayan Batang yang menggunakan alat tangkap cantrang menangkap ikan untuk bahan baku filet seperti ikan kuniran. Harga yang biasanya mencapai Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu per kilogram kini turun drastis menjadi Rp 3 ribu hingga Rp 4 ribu per kilogram.

    "Ikan hasil tangkapan nelayan cantrang ini untuk bahan baku filet yang diekspor. Namun, karena ekspor ditutup dan stok pabrik penuh, penyerapan di TPI menurun, " jelas Hermanto. 

    Penurunan harga ikan dan retribusi yang ditarik berdasarkan persentase dari harga ikan berdampak langsung pada retribusi TPI. "Jadi faktornya karena harga ikan turun drastis sehingga capaian retribusi menjadi turun, " tegasnya.

    Fenomena turunnya harga ikan yang sangat drastis ini baru terjadi dua tahun terakhir. 

    Kapal-kapal nelayan terkadang menjual ikan di TPI Juwana Pati dengan perbedaan harga yang tidak signifikan, sehingga mereka memilih menjual di tempat yang memberikan harga lebih tinggi meski selisih operasional tidak sebanding.

    Hermanto juga menyebutkan bahwa di Kabupaten Batang terdapat enam TPI, dengan yang terbesar berada di TPI Klidang Lor 1 dan TPI Klidang Lor 2 Kecamatan Batang. 

    Selain itu, ada TPI Roban Barat, TPI Roban Timur Kecamatan Subah, TPI Cekong Kecamatan Banyuputih, dan TPI Siklayu Kecamatan Gringsing.

    "Akhir-akhir ini karena harga ikan turun, kapal-kapal besar tidak melaut. Mereka banyak yang mengistirahatkan kapalnya karena hasil yang diperoleh tidak sebanding dengan biaya operasional, " pungkasnya.

    Siapa yang Bertanggung Jawab?

    Menurunnya pendapatan dari retribusi lelang ikan di TPI tentu menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Kabupaten Batang. 

    Target PAD yang tidak tercapai berdampak pada anggaran daerah yang digunakan untuk berbagai program pembangunan dan pelayanan masyarakat.

    Pertanyaan yang muncul adalah siapa yang bertanggung jawab atas kegagalan ini? Sebenarnya, penurunan pendapatan retribusi bukan sepenuhnya kesalahan pemerintah daerah. 
    Beberapa faktor eksternal seperti penurunan harga ikan di pasar global dan penutupan ekspor menjadi penyebab utama yang sulit diatasi hanya dengan kebijakan lokal.

    Namun demikian, pemerintah daerah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya adalah dengan mencari alternatif pasar bagi hasil tangkapan nelayan, sehingga tidak terlalu bergantung pada ekspor. 

    Selain itu, pembinaan dan pelatihan bagi nelayan untuk meningkatkan kualitas dan nilai jual ikan juga bisa menjadi solusi jangka panjang.

    Pemanfaatan teknologi dalam proses lelang ikan juga perlu ditingkatkan agar lebih efisien dan transparan. Pemerintah bisa bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk swasta dan akademisi, untuk menciptakan sistem lelang yang modern dan adaptif terhadap perubahan pasar.

    Paman Adam 

    Lutfi Adam

    Lutfi Adam

    Artikel Sebelumnya

    Paguyuban Kades Kecamatan Tulis Diduga Ingkari...

    Artikel Berikutnya

    Atlet Airsoft Batang Targetkan Peringkat...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVny Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    TV Parlemen Live Streaming
    Polri TV: Transparan - Informatif - Terpercaya
    Ketua Umum Bhayangkari Kunjungi Aiptu Heri dan Anaknya yang Terbaring Sakit
    Tarekat Naqsabandiyah Indonesia Gelar Dzikir Akbar: Deklarasi Dukungan untuk Prabowo-Gibran di Pilpres 2024
    Luar Biasa Pengusaha Sukses Yang Juga Sekretaris Pemuda Pancasila Batang, Secara Resmi Mendeklarasikan Dukungannya Kepada Bakal Bupati Batang nomer urut 2 FAIZ SUYONO
    HUT Koperasi Ke77 Kepala Disperindagkop dan UKM Batang Wahyu Budi Santoso  jadikan Koperasi Sebagai Wahana Untuk Memperkuat Ekonomi Rakyat
    Dandim 0736/Batang Bacakan Amanat Pangdam IV/Diponegoro Dalam Upacara Bendera 17 an
    Berikut Ini Nama Nama Caleg DPRD Partai Demokrat Kabupaten Batang Beserta Daerah  Pemilihan
    Tarekat Naqsabandiyah Indonesia Gelar Dzikir Akbar: Deklarasi Dukungan untuk Prabowo-Gibran di Pilpres 2024
    Ahmad Muzani Sekjen DPP Partai Gerindra Menyatakan Dukungan Resmi Kepada M Faiz Kurniawan Untuk Menjabat Bupati Batang 
    Sumpah Ini Keren Banget Sumpah, Visi dan Misi Ungulan Pasangan Faiz Suyono di Bidang Program Sosial Dan Keagamaan 
    Calon Bupati Batang Faiz Kurniawan, Dampingi Ahmad Muzani Simulasi Makan Bergizi 3000 siswa di Batang 
    Mudik Gratis 2023 Kolaborasi Pemkab Batang dan Organisasi Perantauan
    menikmati semuaNikmati Semua  pertunjukan yang ada di Beach Safari Batang Dengan HTM 35K Paket Leha Leha
    H Jhony Erwan: Calon Legislatif Demokrat Siap Berjuang untuk Masyarakat Riau
    Elektabilitas Kokoh Di Puncak, Pendukung Jokowi Migrasi Besar-besaran ke Prabowo-Gibran di Pilpres 2024
    LANCANG !!! Ujar Ketua PAL, Kang Gino Saat Dikonfirmasi Wartawan Mengenai Viralnya Kafe Ngopa-Ngopi Yang Menjadi Trading-Topik Di Kabupaten Batang 
    Realisasi Investasi Kabupaten Batang 2023 Mencapai Rp6,175 Triliun 

    Ikuti Kami